MARMUT MERAH JAMBU : "Mengejar yang Tak Pasti"
Genre : Komedi, Drama
Sutradara : Raditya Dika
Produser : Susanti Dewi, Chand Parvez Servia, Fiaz Servia
Penulis : Raditya Dika
Pemain : Raditya Dika, Christoffer Nelwan, Julian Berti, Mohammed Kamga, Sonya Pandarmawan, Anjani Dina, Franda, Tio Pakusadewo, Dewi Irawan, dan Bucek Depp
Tanggal Rilis : 8 Mei 2014
Durasi : 86 menit
Produksi : Starvision
Bahasa : Indonesia
Sutradara : Raditya Dika
Produser : Susanti Dewi, Chand Parvez Servia, Fiaz Servia
Penulis : Raditya Dika
Pemain : Raditya Dika, Christoffer Nelwan, Julian Berti, Mohammed Kamga, Sonya Pandarmawan, Anjani Dina, Franda, Tio Pakusadewo, Dewi Irawan, dan Bucek Depp
Tanggal Rilis : 8 Mei 2014
Durasi : 86 menit
Produksi : Starvision
Bahasa : Indonesia
SINOPSIS
Cerita dimulai saat Dika (Raditya
Dika) mengunjungi rumah Ina Mangunkusumo (Anjani Dina), cinta pertamanya saat
SMA. Di sana ia bertemu dengan Ayah Ina (Tio Pakusadewo) dengan membawa 1000 burung
kertas dari kertas origami. Lalu Dika menceritakan kisahnya saat ia SMA tentang
bagaimana Dika (Christoffer Nelwan) dan temannya Bertus (Julian Berti) mencoba menjadi
siswa populer di sekolahnya. Setelah berbagai cara dilakukan akhirnya mereka
membuat grup detektif, yang juga dibantu oleh Cindy (Sonya Pandarmawan). Mereka
bertiga berhasil menyelesaikan berbagai kasus misteri yang ada di sekolahnya.
Suatu hari mereka bertiga diminta oleh Kepala Sekolah untuk menyelesaikan kasus
sebuah tulisan di papan besar yang diduga sebagai ancaman pembunuhan kepada Kepala
Sekolah. Tetapi kasus itu tidak dapat mereka selesaikan hingga mereka dewasa. Seiring
Dika bercerita dengan ayahnya Ina, Dika pun menyadari siapa pelaku dibalik
ancaman pembunuhan kepada Kepala Sekolah waktu ia SMA. Lalu Dika menelpon teman
lamanya Bertus (Mohammed Kamga) untuk melihat lagi papan tulisan tersebut. Dika
menyadari bahwa pelaku dari kasus misteri tersebut adalah Cindy. Dari tulisan
yang diberi kode itu Cindy mencoba memberitahu Dika bahwa ia suka pada Dika. Di
papan itu juga terdapat gambar marmut merah jambu dengan tanduk yang mereka kira
sebelumnya adalah gambar iblis. Gambar marmut
itu sama persis dengan handuk yang diberikan Cindy waktu SMA dulu.
Keesokan harinya
Dika bertemu dengan Cindy (Franda) di acara pernikahan Ina. Dika pun menjelaskan
bahwa ia akhirnya sadar tulisan di papan itu dimaksudkan untuk dirinya. Cindy
menceritakan perasaan yang ia rasakan saat itu masih sama sampai saat ini. Akhirnya
Dika pun juga menyatakan hal yang sama kepada Cindy bahwa ia juga menyukainya.
Film Marmut Merah Jambu adalah film adaptasi
novel ke-empat karya Raditya Dika yang berjudul sama. Dibandingkan dengan film adaptasi
novel karya Raditya Dika sebelumnya film ini cukup sukses dipasaran dengan mampu
menarik hingga 640 ribu orang penonton. Tetapi angka ini tidak terlalu banyak jika
dibandingkan dengan film karya Raditya Dika sebelumnya yaitu Cinta Brontosaurus
yang ditonton sebanyak 892 ribu orang. Untuk jalan cerita film Marmut Merah
Jambu fokus menceritakan persahabatan dan percintaan masa SMAnya dan bagaimana
ia menyadarinya di saat ia dewasa. Tetapi inti dari cerita film ini masih sama
dengan film adaptasi novel karya Raditya Dika lainnya, yaitu masalah percintaan.
Semua film adaptasi novel karya Raditya Dika diberikan unsur komedi yang menggelitik
tak terkecuali film Marmut Merah Jambu ini.
KELEBIHAN
Cerita ini dibalut dengan unsur komedi
khas dari Raditya Dika. Komedi yang ditampilkan pun tidak berlebihan dan tidak
mengganggu jalannya cerita, cukup membuat saya sebagai penonton tertawa
terbahak-bahak. Apalagi karakter Dika dan Bertus yang sama-sama siswa kurang populer
dan agak lemot juga menambah kelucuan
film ini. Pemain-pemain film ini juga mendukung jalannya cerita. Mereka melakukan
perannya secara totalitas dan tidak ada adegan yang bersifat seperti terpaksa.
KEKURANGAN
Saya merasa ada sedikit kekurangan
saat saya menonton film ini. Ada satu adegan dimana Dika dan Bertus berpakaian
ala tahun 80-an karena mendapat nasihat dari ayah Dika cara menjadi populer di
sekolah. Saya mengira mereka berkhayal mereka berdandan ala tahun 80-an tapi
ternyata mereka benar-benar berdandan seperti itu. Ini dikarenakan pembatas
waktu yang menurut saya kurang jelas pada
adegan ini. Mungkin seharusnya pada adegan ini diberikan dialog yang menyatakan
mereka benar-benar akan melakukan hal tersebut
Film ini memberikan banyak pelajaran
hidup tentang persahabatan dan percintaan. Konflik di antara Dika dan Bertus
sebagai dua orang sahabat memberikan contoh bahwa sedekat apapun pertemanan pasti
ada saatnya bertengkar dan berselisih paham. Pertengkaran memang ada pada tiap hubungan
pertemanan asalkan pertengkaran itu tidak berlarut-larut hingga membuat permusuhan.
Tetapi dari pertengkaran itu juga akhirnya menambah erat jalinan pertemanan itu
sendiri. Hubungan Dika antara Cindy dan Ina juga memberikan contoh bahwa
seringkali cinta yang selama ini dicari ternyata ada di depan mata.
Terima kasih sudah mengerjakan tugas
BalasHapus